Ayah dan Ibu

Hujan…
Masih menetes sejak sore tadi, hingga kini, hampir tengah malam, 23.08
Aku masih menikmati dinginnya hembusan angin yang menerpa dedaunan di depan gubuk deritaku, yang masih menyejukkan hati dan pikiranku di tengah setumpuk tugas yang luar biasa ini.
Tapi, sebenarnya yang lebih menyejukkan hatiku adalah ketika aku menemukan foto Bapak, di dalam tempat penyimpanan uang (dompet) Ibu saya. Saya terhenyak, karena ternyata ditengah segala caci maki beliau terhadap Bapak saya, masih saja tersimpan sebuah gambar kenangan yang entah sudah berapa lama berada disana.
Ibu, masih menanti beliau, Bapak saya! Seorang yang telah menyianyiakan kami bertahun-tahun, dan mengabaikan keberadaan kami tanpa alasan yang jelas.
Dinginnya malam, sama sekali tidak menusuk tulangku, bahkan rasa beku itu menghilang ketika mencapai kulitku. Terbakar, oleh rasa sukacita yang luar biasa, karena melihat foto Bapak yang tersimpan di dalam dompet ibu.
Bu, masih mencintai ayah, ya? Aku menantikan kalian bersatu lagi loh..

Komentar