Beh, dimana kamu?

Hai..
Malam ini sembari ditemani segelas teh hangat dan segumpal makanan ringan beraneka rasa, aku membuat sebuah catatan tentang kita. Tentang sebuah mimpi yang mungkin menurutmu tidak penting, tapi tidak demikian untuk diriku..
Hari ini langit masih begitu gelap, bahkan mentari belum keluar dari balik cakrawala. Namun aku terbangun dan masih teringat mimpi tentangmu yang baru saja timbul di bawah sadarku. Mimpi tentang kita, yang membuatku masih mengingatmu, Beh.
“kamu sayang aku?” suaramu begitu lembut terdengar
“Iya, kenapa.” aku menjawab dingin sembari membalikkan lembaran buku yang tengah kubaca “bukannya kamu udah dengar itu berulang kali terucap dari bibirku, beh?”
“ngga, aku kadang masih belum ngerti apa yang bikin kita bisa saling sayang yah. Padahal kan, dulu kita ngga saling kenal, bahkan kita mengawalinya dari wall di facebook.” Jawabmu sembari menyibak poni yang tergerai di dahimu.
“…..” terdiam, aku tak mampu menjawab semua itu. Suasana pun kemudian
“kok diam, kamu ngga bisa jawab juga ya beh?” suara Ratna yang menjadi semakin halus membuatku semakin tidak bisa menjawab pertanyaan itu
“aku ngga tau kenapa, tapi mungkin Tuhan sudah merancang semuanya gini beh, terus mau diapain dong, mau ditanya sama tokek yang barusan bunyi?” jawabku ngasal, sambil mengalihkan perhatian ratna
“beh, Tuhan itu rencananya keren banget yah. Aku selalu kagum sama semua yang dia rencanain.”
Suasana hening kembali, aku terdiam, meratap kosong pada lembaran buku yang seolah sedang kubaca namun sebenarnya aku sedang memikirkan apa yang engkau katakan barusan. ‘beh aku sayang kamu, maaf yah kalau aku Cuma bisa mengatakan ini dalam hatiku. Aku ngga mau kamu jadi terlalu mencintaiku. Aku ngga mau menyakiti kamu’
Sinar itu pun tiba-tiba menyilaukan mataku, ia bersinar dari balik tirai jendela yang sedari tadi menemaniku dalam kesendirian di ruangan sempit ini, kamarku!

“Beh, dimana kamu?”

Komentar