Dad




Tulisan ini merupakan sebuah respond atas kombinasi antara twit dan bio dari seorang teman baru saya, Uti Putri Ibrahim yang baru saya kenal 3 pekan lalu.

Beberapa jam yang lalu ia membuat sebuah twit yang sangat menarik,
"@Utyputryy Sedang menikmati belajar buku-buku kelas 2 SD :D"

Selain itu, yang menarik perhatian saya adalah bio twitternya.
“Kelak saya adalah Ibu dari generasi Rabbani..”

Lucukah bila kemudian saya menyatakan bahwa sedari dulu salah satu impian terbesar saya adalah menjadi ayah yang baik? Well, sebenarnya memang demikian!

Buat beberapa orang. Mungkin harapan yang bisa dijadikan prioritas dalam kehidupan mereka adalah mimpi-mimpi tingkat tinggi yang bila berhasil diraih akan menghasilkan rasa bangga luar biasa. Namun bagi saya, hal-hal sederhana bisa menjadi sebuah impian besar yang memang bahkan sepertinya sulit sekali diwujudkan.

Menjadi ayah yang bisa memberikan teladan bagi anak-anaknya, itulah yang saya harapkan bisa terwujud di masa depan. Saya selalu berharap bisa mendampingi anak saya kelak ketika saya menikah, melihat bagaimana mereka berkembang, mengecup kening mereka setiap pagi sebelum mereka berangkat sekolah bersama dengan saya, mengambil raport mereka yang mungkin tidak selalu membanggakan, atau bahkan menjadi orang pertama yang mendengar ketika mereka berkata “Pa, aku lagi suka sama seseorang.”

Bukankah itu begitu mudah? Sepertinya, untuk beberapa orang itu akan menjadi sesuatu yang tidak perlu dicita-citakan karena mereka telah memiliki apa yang memang tidak aku miliki sejak kecil. Menjadi seorang broken home, adalah sebuah fakta yang tidak bisa dipilih. Karena kita memang tidak bisa memilih alur takdir bukan?

Semua yang Tuhan percayakan untuk saya miliki, adalah karena Ia percaya bahwa saya memiliki kemampuan untuk melakukan yang terbaik untuk menjaga kepercayaan yang Tuhan berikan. Saya selalu percaya bahwa tidak ada hal yang terjadi secara tidak sengaja karena Ia yang namanya selalu kita sebut dalam setiap bisikan doa, adalah sutradara sekaligus penulis skenario yang luar biasa. Ia akan mengatur bagaimana setiap skema kehidupan yang Ia tuliskan, akan terjadi dengan baik dan rapih sesuai dengan harapannya.

“If you don’t get something, just try to make it”

Saya percaya, bila saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan dari orang lain, saya tidak punya hak untuk melakukan orang lain melakukan itu kepada saya. Tapi, saya harus mewujudkan keinginan saya itu dengan tangan saya! Well, it will be a long journey I think. Tapi apapun itu, mari kita mulai perjalanan ribuan mil ini dari langkah terkecil.

Aniway, Saya sering memutar lagu D’Massive – Jangan Menyerah saat saya merasa kurang mensyukuri pemberian Tuhan.

Syukuri apa yang ada, Hidup adalah Anugrah.
Tetap Jalani Hidup ini, melakukan yang Terbaik.

Tuhan pastikan menunjukkan kebesaran dan Kuasanya.
Pada Hambanya yang sabar dan Tak Kenal Putus Asa

Semoga, suatu saat kelak impian saya terwujud.

Komentar