Miskin ? Malas ? Uneducated ?

foto via http://wallsdl.com/wallpaper/women-photography-desktop-books-creative-student-soda-cans/



Tulisan ini sebuah gift teruntuk seorang teman, faelasufa arifin, yang kini tengah menikmati tugas belajar nya di negeri matahari terbit. Indahnya bisa tinggal ditempat dimana rasa malu membuat banyak pemimpin bunuh diri, bukannya malah dengan bangga minta dibuktikan di pengadilan J

buat saya, ketika banyak orang bicara tentang kemiskinan dan keterkaitannya dengan kultur malas yang ‘katanya’ dimiliki oleh orang-orang kita, saya justru merasa sebaliknya.. bagi saya, ada yang salah dengan memaknai kemalasan, kata yang menurut saya terlalu subjektif dan kejam!

Bayangkan, kemiskinan orang kita terjadi karena dampak dari kebodohan! Bangsa ini ketika merdeka, lebih dari 90 persen penduduknya buta aksara! Pernahkah berpikir bagaimana sulitnya menjadi negara maju dengan usaha mendidik rakyat yang selalu berada di garis depan! Anda harus sadar betapa berharganya pendidikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan. Anies Baswedan menyatakan bahwa Pendidikan adalah elevator kesejahteraan. So, kalau mau bahas kemiskinan, dasarnya yah jelas pendidikan, bukan soal culture dari orang-orang lokalnya!

Bayangkan, anggaran 20% APBN untuk pendidikan adalah angka yang sangat besar, sebuah usaha untuk melakukan elevasi kesejahteraan melalui peningkatan kecerdasan. Tapi sekali lagi, memang tidak pernah mudah menciptakan orang-orang intelek, karena manusia belajar untuk mendapat lebih banyak ilmu sementara itu, mereka menjalani pendidikan hanya untuk meraih gelar.

Bagi saya, bila ingin memajukan bangsa ini dan mengentaskan kemiskinan, jadilah orang-orang intelek yang memiliki kreativitas, memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang memiliki nilai jual. Itulah yang kurang di negara ini, bukan soal kemalasan, tapi ketertinggalan pendidikan yang memang semakin hari semakin dipupuk. Liat aja mahasiswa Indonesia yang konsepnya ‘pokoknya kita cepat kelar dan dapet kerja!’ Finally, terciptalah sarjana-sarjana kelas rendah yang memang tidak intelek dan hanya menjadi followers dari kreativitas orang lain. Menurut saya, itu sih yang bikin lebih banyak orang miskin di Indonesia, dibanding konsep ‘kemalasan’, jadi gitu deh bangsa ini  ~

Well, that’s my personal opinion loh faela..
Semoga kamu bisa mengerti makna dari statement saya, dan bisa memuaskan!

Komentar