Selamat Tahun Baru, #TeamVO (unfinished)

Kita mulai cerita ini dari branch Burger king sebuah pusat perbelanjaan di selatan Jakarta, ketika Aku – Ibnu – Fathur – Fathia – Diba tiba belakangan. Bukan belakangan sih, hanya sedikit miskordinasi yang membuat kami justru mengunjungi Burger King Bulungan.

Mari kita lanjutkan cerita ini ke bagian ketika semua sudah tiba di rumah yang kami tuju, rumah Elaine. Sebuah rumah berlantai dua berwarna krem dengan desain modern ala kebanyakan rumah jakarta. Agak sedikit mentereng ketika bagian depan dari rumah ini sudah dijaga oleh sebuah Mercy, Pajero Sport, dan sebut saja Alphard.

Well, abaikan semua itu saya tidak ingin membahas ada apa di bangunan ini, melainkan langsung ke bagian dimana saya sedikit terbelalak ketika menyadari belanjaan #TeamVO untuk New Year Eve sedikit diluar batas. Agak sedikit sulit membedakan antara perayaan tahun baru dan ingin memberi makan orang sekampung! Makanan sekampung, terlihat hanya akan dinikmati oleh sekitar 11 orang! 

Elaine dan Angga pasti kesurupan waktu membeli semua ini


Fay sempat hadir ditengah-tengah kami sebelum pergi meninggalkan kami
Malam ini, sejenak Fay Faza Antemas sempat mengunjungi kami, hanya sejenak karena dengan polosnya ia kemudian berkata "di rumah gue lagi banyak keluarga, terus ada cowok gue juga, gimana kalau kalian aja yang kerumah gue?" Well, actually pengen sih, apalagi ada BBQ juga, tapi berhubung Fay lagi ada pacarnya, Hmm yaudah deh gausah kesana ntar jadi laler :p


Pesta pun dimulai, ketika Tama – Diba – Lusia mulai menyalakan kompor dan memasak Spaghetti, ketika kemudian tama dengan gagah perkasa merebus mie lidi dengan tidak higienis (bayangkan, mie yang masih di kukusan diletakkan begitu saja di tempat cuci piring tanpa dialasi piring! haha), lalu saya mulai mencuci piring. Bagian paling lucu dari chapter ini adalah ketika #TeamVO benar-benar menikmati aktivitas randomnya. 

Angga: Sepertinya sedang merampungkan program album barunya, mulai dari If I Ain't Got You sampe entah lagu apa yang saya belum pernah dengar.
Nurul: Sepertinya sibuk mencari calon godaan malam ini, well masih bingung aja siapa yang mau dicengin haha
Ibnu: Sepertinya menikmati mobilephone yang tetap di genggaman, coba beri kode pada kekasihnya di Padang yang sepertinya sedang galau karena menikmati pergantian tahun tanpa Kakanda tercinta
Tuan Rumah: Streaming jalan terus, ga peduli saya udah beri #kode dengan beberapa kali masuk ke ruang mini studionya, Bigbang tetap di hati!

Kejutan!
Ketika selesai mencuci piring, saya menyadari ada yang sedikit tidak beres ketika mendadak Fathur dan Ibnu menghilang dari peradaban. Sucks, saya sudah percaya bahwa akan ada sesuatu yang tidak beres, tapi entahlah apa yang terjadi, kami kemudian melanjutkan pesta sampai kemudian mendadak bel rumah itu dibunyikan, lalu ada sesosok pria berbaju merah maroon datang!

Bli Adi mendadak muncul dan menjadi Raja yang diapit para selir hati :) 

Kehadiran Adi malam itu menjadi sebuah pembeda bagi saya, ada aura baru yang muncul. Semangat kebersamaan yang semakin membakar, beda rasanya ketika tau ada rekan yang jauh-jauh datang dari Bali hanya untuk #TeamVO.  Malam ini memang miliknya, ia menjadi pusat perhatian karena berhasil menarik semua orang untuk menanyakan bagaimana Ia bisa bersama kami, dan membuat seisi group blackberry #TeamVO 2.0 semakin #envy dengan #TeamVONYE.

"Saya jauh-jauh datang dari Bali yah khusus buat merayakan tahun baru sama kalian, tapi Seandainya Wright tidak pernah temukan pesawat, saya belum tentu bisa merayakan malam pergantian tahun bersama #TeamVO" - Adi Pratama, 22 tahun

Lantas Apalagi? 

“Mungkin malam ini, kami hanya menghabiskan waktu bersama,
Hanya berdiam diri di rumah dan tidak pergi kemanapun!
Tapi, kebersamaan yang kami jalani membuat kekeluargaan diantara kami semakin terasa.”

Mungkin aku yang terlalu menikmati alunan musik melankolis yang disajikan oleh indahnya cerita kebersamaan. Atau mungkin apa yang kami lakukan bersama ini, memang sebuah ketidak sengajaan yang tercipta akibat konspirasi alam semesta. Kebersamaan ini menjadi begitu berbeda, karena tidak ada deadline, tidak ada kecurigaan, tidak ada kebencian karena salah satu pihak tidak berguna dan tidak bisa menjalankan objektif dari sebuah jobdesk yang dibebankan kepadanya! Tapi bukankan itu yang memang seharusnya terjadi, sebuah relasi tanpa interest yang memang menitik beratkan pada kebersamaan tanpa harus memandang orang pada kebergunaannya? Kita memang tidak peduli dia berguna atau tidak, tapi kita peduli dia ada bersama kita atau tidak. Kita akan mencarinya ketika ia berlari dari kebersamaan yang biasa kita jalin, dan kita akan mengikuti alunan musik yang ia ciptakan ketika kita sedang bersenandung bersama.

Kita berjalan beriringan bukan karena kita ingin mencapai achievement tertentu
Tapi, karena kita tau ada sebuah senyuman yang timbul ketika kita saling bergandengan
Kitapun akan menari bersama, ketika gendang kebahagiaan ditabuhkan oleh semesta!

Orgasme tertinggi dari sebuah persahabatan adalah ketika kita berhasil menghargai seluruh bagian dari kebersamaan yang kita bangun, tanpa harus menaruh sedikitpun stigma negatif terhadap pihak lain yang mungkin sebenarnya memang tidak berguna. Kita tidak pernah tau siapa yang kelak akan menjadi the next Gandhi, rite? Tapi terkadang manusia memang terlalu kejam, dengan memilih tuk lebih ramah kepada mereka yang lebih potensial dibandingkan yang memiliki banyak kekurangan. Tapi disini, ada sebuah kehangatan berbeda yang memang berhasil kita sajikan bersama dalam sebuah wadah kekeluargaan.

Karena setiap detik kehidupan akan menggiring kita untuk terbang ke langit yang lebih tinggi,
akankah kelak kita akan berada di lapisan langit yang sama dari tujuh lapis angkasa?
Semoga, bila kelak aku masih bisa diberkati nafas oleh sang dewata,
kita masih bisa saling bertukar ide tuk membangun bangsa ini.
Bila tidak, aku titip Ibu pertiwi pada kalian yang masih kepakkan sayap J

****


Fathia, Fathur, Lusia, Diba, Adi, Ibnu, Nurul, Ogi, Jessica, Tama, Elaine!
Waitta minute, di layar monitor Laptop itu ada Ery!! Hahaha, Happy New Year from Bali

Komentar