Tidak Berbeda

http://www.afs.org/blog/icl/?p=1759




Sendoknya emang udah patah, tapi semoga masih bisa di-las, terus didempul dan cat ulang
 biar ngga keliatan kalau dia baru aja dipatahin! (at least I’m trying)

Beberapa waktu yang lalu, dalam sebuah percakapan dengan seorang teman yang sedang mengalami masalah dalam hubungannya. Hubungan dengan perbedaan (terkait salah satu aspek di SARA) yang bagiku seharusnya tidak perlu mereka ributkan. Tetapi kali ini, aku melihat senyum pahit dari wajah temanku itu. Kadang, aku sadar bahwa aku tidak berhak mencampuri urusan orang lain. Terlalu kotor rasanya bila harus masuk ke urusan orang lain, saat masalah sendiri belum berhasil diselesaikan dengan baik.

Tapi aku sangat tersentuh ketika beberapa orang secara beruntun hadir di hidupku dengan perbedaan mereka. Beberapa bisa melanjutkan hidup mereka dengan luar biasa, tanpa masalah! Tetapi, beberapa lagi sayangnya harus saling menyakiti hanya untuk menghindari perbedaan tersebut. Banyak dari mereka yang gagal bersepakat untuk menghasilkan sebuah keputusan yang dewasa dan independent, untuk hidupnya sendiri. Beberapa diantara pasangan itu, tercipta dengan latar belakang berbeda. Tapi apakah aku salah mengingat, bukankah Tuhan sengaja ciptakan perbedaan untuk biarkan manusia saling melengkapi kekurangannya?

Yang beda jangan disama-samakan yang sama jangan dibeda-bedakan – Gus Dur –  

Manusia kadang memiliki aspect of judgement yang cukup tinggi. Kita sering memiliki penilaian subjektif terhadap kepantasan seseorang mendapat situasi tertentu. Lupa bahwa semua hal terjadi karena ada sebabnya, Tidak sadar bahwa semua yang ada di muka bumi ini diatur oleh Ia yang namanya kita puja sebagai sang maha pencipta. Tapi kita seringkali suka meremehkan manusia lain, hanya karena mereka tidak sama dengan kita. Seringkali mereka dianggap tidak pantas bersanding dengan kita, karena perbedaan yang Tuhan ciptakan atas dasar kekurangan manusia.

Mengenai mereka yang dianggap terpandang itu – bagaimana kedudukan mereka dahulu,
itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka (Galatia 2:6)

Kita sering menganggap kalau orang yang lebih tua dari kita memiliki hak lebih tinggi karena mereka telah hidup lebih lama. Mereka dianggap lebih berpengetahuan, dan selalu berkata ‘saya sudah mengalami itu terlebih dulu dari kamu’. Tapi bagiku, tidak semua orang tua memiliki pengetahuan lebih dari kita. Setidaknya, kita lebih dahulu mengenal facebook daripada mereka. Bingo, tepat sekali! Kalimat ‘orang tua lebih berpengalaman dan lebih banyak asam garam’ tidaklah sepenuhnya benar. Karena kehidupan sangat dinamis, karena dunia begitu cepat berubah!

http://pinterest.com/pin/171207223306622424/

Aku percaya, bahwa kebebasan memilih untuk anak muda seharusnya dijamin (bahkan bila perlu dalam undang-undang). Karena setiap orang memiliki hak atas dirinya dan kebahagiaannya sendiri. Bukan berarti tidak menghormati orang tua, tapi aku percaya bahwa kesalahan toh akan memberi pembelajaran. Mereka yang menggunakan narkoba atau hamil diluar pernikahan, misalnya, pasti mendapat pembelajaran tentang kerasnya kehidupan ketika apa yang mereka lakukan membawa dampak negative bagi hidupnya.
‘Tapi itu sudah terlalu terlambat, ketika dia ingin berubah dunia sudah tidak menerimanya!’ beberapa orang akan berkata demikian, rite? Kata siapa? Bukankah Tuhan maha pemaaf, apakah sedangkal itu konsep keimanan anda sehingga merasa bahwa Tuhan tidak akan beri kesempatan bagi mereka yang bertobat? Baca lagi kitab sucimu baru bicara!

Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.
Jadilah teladan bagi orang-orang percaya (1 Timotius 4:12)

Aku berharap bagi kalian yang membaca tulisan ini, ketika kelak memilih seorang menjadi jodohmu, itu haruslah karena kamu. Kamu harus sadar karena kamu bersamanya atas sebuah keputusan yang dibuat secara dewasa, seseorang yang kamu cintai karena pikiran dan direstui oleh hati. Seseorang yang membuatmu nyaman, mengerti apa yang kamu harapkan, bisa selalu (atau setidaknya berusaha) membuat kamu tersenyum ketika bersamanya. Bukan karena dorongan lingkungan sekitar yang memaksamu untuk memiliki pendamping atau menikah. Bukan juga karena tekanan siapapun yang merasa memiliki hak atas hidupmu namun hanya akan berkata ‘sudah kubilang bla bla bla’ ketika kamu jatuh dan menderita.

Kamu seharusnya menjadikah pilihanmu terhadap jodoh, sebagai bagian dari kesepakatan terbesar dalam hidupmu dengan orang lain. Artinya, ketika kamu membuat kesepakatan, ia yang kamu pilih haruslah yang memahami *term and conditions* yang mungkin terjadi karena kesepakatan tersebut. Karena buat apa memilih orang yang tidak bisa memahami apa yang ada di benak kita, dan menyenangkan hati kita dengan berbagai situasi yang telah disepakati sejak awal? Itulah pentingnya mendefine goals dari sebuah hubungan sejak awal, jadi kita sudah tau *terms and conditions* apa yang mungkin timbul.

Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23)

Kita semua, orang tua, dan lingkungan, pasti pernah mendengar frase ‘God is Good’. Bila memang pernah, lantas harusnya tau, bila semua kebaikan harusnya didasari pada kepuasan Tuhan. Kita hidup untuk melakukan kebaikan yang memang menjadi ciri khas Tuhan itu sendiri. Lantas mengapa terkadang manusia menjadi begitu kejam menjadi hakim kehidupan, menentukan baik buruk bagi sesamanya? Atau merasa seperti tuan atas budaknya, menganggap dirinya berhak menentukan tiap langkah kehidupan kita, tapi seringkali tidak paham rasa sakit yang kita derita!

Kamu tau, kucing hitam saja memiliki hak untuk berkawin dengan kucing putih tanpa dihakimi oleh Ibu Bapaknya. Kucing hitam dan kucing putih itu pun, tetap bisa saling menyayangi dan merawat anak mereka hingga bisa mencari makan sendiri. Lantas, kenapa kita manusia yang katanya mahluk paling sempurna seringkali membatasi diri untuk saling menyayangi sesamanya? Apakah ini sebuah pembuktian jelas kalau manusia memang tidak lebih bijak dari kucing! Silahkan jawab sendiri..

Apa Orang kristen harus nikah sama orang kristen, apa orang hindu buddha harus menikah dengan orang buddha? Kenapa Jawa harus menikah dengan sesamanya jawa, batak dengan orang batak juga, teruuss cina ga boleh nikah sama china? Mereka kan beda, satu pake h (china) yang lain ngga pake h (cina), beda dong!!! Padahal, Jesus hanya memerintahkan pria untuk mencari tulang rusuknya yang hilang, bukan tulang rusuk bataknya, kristennya, atau cina nya!! So, kenapa manusia terkadang begitu kreatif dalam menambahkan unsur pemaknaan suatu ayat? 

Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku…
Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu. (Ayub 14: 14,15)

Selamat berjuang, semua! Setiap pergumulanmu, bawa dalam doa. Tuhan tidak pernah tidur karena di Surga ngga ada kosan atau hotel, adanya cuma padang rumput luas, dengan taburan emas dan berlian.. Semoga, pilihanmu adalah Ia yang bisa semakin membangun jiwa dan ragamu, serta mengembangkan potensimu ke titik tertinggi yang mungkin hanya bisa kamu capai bila bersamanya.


Ps:
I just hate myself, especially when I can read someone’s mind and I believe it would be better if I do something but I decide to do nothing… Yah, this is life! Kedewasaan memilih adalah sebuah berkah dari Tuhan, yang mungkin harus kita pelihara dengan baik dan jadikan pijakan. Dear Jesus, dalam keagnostikanku, aku bersyukur pernah mengenal engkau! Izinkan aku untuk tetap menjadi seorang pengagum setiamu, boleh yah?


http://www.damonwarren.com/049love_in_different_colors10.htm
4 Maret 2013 - 1:26 am

Komentar