Saya sering tersenyum dengan berbagai ironi kehidupan. Ketika beberapa teman yang berpotensi memiliki masa depan sangat baik, memilih untuk bercerita tentang ‘keterbatasan’ dan menikmati hidup dengan ambisi yang lebih perlahan. Tapi di sisi lain ada beberapa orang yang ‘terbatas’ justru memaksakan sesuatu yang sepenuhnya bagaikan punguk merindukan rembulan, takabur. Tulisan ini tidak bermaksud satire atau sarkas, tapi beginilah hidup.
Buat saya, Sejujurnya membaca pikiran bukanlah hal yang paling menarik, bila boleh memilih mungkin tidak bisa membaca pikiran dan masa depan akan lebih saya pilih. Intuisi yang Tuhan titipkan pada saya kadang membuat hidup dengan sedikit berbeda. Saya cenderung bermain-main dengan ‘anugerah’ yang saya dapat dan tidak bersungguh-sungguh. Tapi akhir-akhir ini, saya semakin belajar untuk memotivasi orang-orang yang ‘saya lihat’ memiliki ‘sesuatu’ di masa depan. Saya sangat senang bisa memberikan mereka panduan ke titik terbaik mereka.
Saya sering mendengar cerita diskusi antara teman-teman saya dengan orang tua mereka tentang masa depan, dan karir khususnya. Ketika diskusi itu berakhir buntu dan para sahabat menyimpan banyak pertanyaan yang tak sepenuhnya bisa terjawab. Beruntung bagi saya, justru karena saya broken home tidak pernah ada larangan tentang masa depan yang akan saya pilih. Tapi jujur, bebannya jadi tambah berat, karena itu artinya semua kegagalan akan seratus persen saya tanggung.
It is our own mental attitude which makes the world what it is for us. Our thoughts make things beautiful, our thoughts make things ugly. The whole world is in our mind. Learn to see things in the proper light.
Saya selalu yakin bahwa bila seseorang menginginkan sesuatu dengan sangat bersungguh-sungguh, maka seluruh dunia akan berkonspirasi untuk menciptakan hal itu terjadi. Saat membaca tulisan ini, saya ingin bercerita tentang pendapat saya bahwa Tuhan sangat tidak suka dengan orang yang mengkerdilkan serta membatasi diri. Saya selalu ingin menantang berbagai batas, mencobai apakah batasan itu nyata atau hanya sebuah ketakutan semu yang kita buat secara asumtif.
My friend told me that sometimes people need space when they are pissed or blamed and you cant rush things you want to last forever. Sometime we just need to keep it cool a little while. Stop asking everyone for their opinions and keep moving on, we can't wait, the world is moving too fast and there's no time for us to wait. Remember, God himself will not leave you, he always hold your hand no matter how, he’ll stay by your side.
Bila sempat membaca tulisan ini, saya ingin semua orang bisa terus berlari mengejar mimpi mereka. Jangan bercerita tentang batas atau berkata “ngga mungkin” terlalu cepat. Karena beberapa hal, harus dicoba dulu baru kita tau bisa berhasil atau tidak. Don't be a mediocre and don’t let mediocrity control your mind.
22 September 2015
Terus semangat kak! ;)
BalasHapus