Last Love Letter in 2015

Kamu pernah merasa jatuh cinta tetapi penuh dengan keraguan? Kamu pernah merasa bingung membuat pilihan dalam waktu dan situasi yang begitu sulit? Kamu pernah memilih untuk mengabaikan banyak hal, dan berkeras dengan apa yang kamu inginkan, tapi kemudian gagal? Kamu pernah mendapat terlalu banyak pertanyaan dari orang yang seharusnya bukan bertanya tapi hanya mengerti? Kamu pernah merasa orang yang kamu cinta tidak membangun, namun justru membebani hatimu?

Tepat dua minggu yang lalu, hati saya dipatahkan oleh sebuah postingan di instagram. Remuk, tidak terhindarkan. Tapi ada banyak tanggung jawab yang lebih tidak bisa dilepas dari genggaman. Pada saat saya sempat berada dibawah, saya bercerita dengan seorang sahabat. Tapi satu hal, yang saya tau saat itu saya harus tetap mengambil banyak gambar dokumentasi, dan membuat sebuah siaran pers. Kamu tau kenapa? Karena ada rasa tanggung jawab kepada sang sahabat, dan kepada ambisi pribadi saya yang lebih berharga daripada cinta, yang baru saja dipatahkan.

“What happens when people open their hearts?"
 "They get better.”
― Haruki Murakami, Norwegian Wood

Tentang Mengapa
Ketika kita jatuh, terperosok, tenggelam, kita selalu bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Bagi saya alasannya adalah takdir dan ketidakhati-hatian. Tuhan memang berkehendak demikian atau sebenarnya kitalah yang tidak hati-hati, sudah tau mungkin akan jatuh tapi kita memaksa terus berjalan. Kita semua mungkin tau bahwa bahkan dalam mencinta pun, kita harus tetap berhati-hati agar tidak jatuh dalam situasi yang salah. Tapi apa kamu selalu bisa mengendalikan hati? Cinta terlalu membius, kamu bahkan mungkin tidak mahir mengendalikan hatimu sendiri.

Membuka hati untuk seseorang artinya menyiapkan hati untuk terluka. Karena mencinta, sama seperti berinvestasi selalu memiliki peluang untuk gagal. Sometime we just become too naive, dan menuturkan ‘cinta pasti akan menemukan jalannya’. Cinta memang akan menemukan jalannya, tapi terkadang bukan dengan orang yang selalu kita pikirkan, atau lebih dari itu cinta selalu punya jalan yang begitu indah untuk menunjukkan dirinya. Jika kamu berani untuk jatuh cinta, kamu juga harus berani untuk gagal dalam mencinta. Karena setiap pertemuan berpasangan dengan perpisahan seperti tiap aksi akan mendapatkan reaksi yang sama.

“There is always something left to love.”
― Gabriel Garcí­a Márquez, One Hundred Years of Solitude

Tentang Menghilangkan Keraguan
Cinta kadang penuh dengan keragu-raguan, terutama bila kita mulai mencampurkan hati dan logika. Kamu akan selalu bertanya, karena logika kadang menjebak kita dalam labirin yang begitu luas. Kita dijebak oleh pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan society. Kamu dan aku mungkin pernah melogiskan cinta, ketika kita sebenarnya baik-baik saja maka logika akan mulai mengaitkan dengan society. Kita terjebak pada logika bahwa kehidupan tidak sepenuhnya milik kita. Bahwa sebenarnya kemerdekaan kita adalah fana, dan society adalah pemilik kita.

“Tapi kan cinta bukan soal dua orang, ada dua keluarga yang harus dipertimbangkan”

Sebuah logika yang sudut pandang kebenarannya akan ditentukan dari personal experience masing-masing subject. Untuk orang seperti saya, kemerdekaan adalah milik saya dan itu bersifat mutlak. Besar sebagai anak broken home memberi saya lebih banyak kemerdekaan, saya bahkan tidak punya alasan untuk membuat pesta pernikahan yang demikian besar, mengundang orang-orang yang tidak saya kenal. Tapi bagi sebagian orang hidup tidak bisa sesimple cara saya berpikir barusan. Kamu pernah lihat orang-orang yang pernikahannya dijadikan ajang para orang tua memamerkan pride mereka? Saya tidak punya agama, tapi waktu saya punya agama dulu saya diajarkan untuk tidak boleh pamer. Sayang, bahkan pemuka agama pun kadang tidak bisa menahan ummat untuk memamerkan kekayaan mereka.

Minimalist Wedding
Source http://ourbksocial.com/brooklyn-couples-wedding-photo-goes-viral/


Kamu tau kenapa cinta itu keren? Karena dalam cinta ada perjuangan untuk meraih kemerdekaan sempurna. Karena kamu mungkin selalu punya kesempatan untuk menikmati hidup kamu, sepenuhnya. Mungkin juga karena cinta membawa kamu ke titik dimana hidup ini sepenuhnya tentang dirimu dan Ia yang kamu cintai. Jika cinta bahkan harus dicampurkan dengan sudut pandang memuaskan society, buat apa ada cinta? Kenapa manusia tidak dikawinkan saja secara random sesuai keinginan society, eh bukankah itu konsep ideal perjodohan ya? Tapi ini 2015, bahkan satwa taman safari aja ngga suka perjodohan, that’s why kadang upaya pelestarian tidak selalu berhasil.

Tapi ingat, kamu juga harus tau bahwa kita tidak boleh lepas kendali atas cinta itu sendiri!

“Why do people have to be this lonely? What's the point of it all? Millions of people in this world, all of them yearning, looking to others to satisfy them, yet isolating themselves. Why? Was the earth put here just to nourish human loneliness?”
― Haruki Murakami, Sputnik Sweetheart

Tentang Perbedaan Dalam Cinta
Cinta adalah cinta, kamu punya sudut pandang sendiri terhadapnya. Tapi kadang ketika dihadapkan pada realita, cinta pun bisa membingungkan. Ketika kamu terbentur pada keadaan, apa yang akan kamu lakukan? Tidak semua hati bisa jatuh pada keadaan yang tepat, ada kalanya beberapa hubungan dihadapkan pada tembok perbedaan. Pertanyaannya sangat simple, apakah kita bisa berdamai dengan perbedaan atau memaksa orang yang katanya selalu bisa saling mengerti dengan kita untuk berganti atribut.

Jewish Man Marry Hindu Woman
Source: http://www.alfonsolongobardi.com/jewish-wedding-and-hindu-wedding-in-tuscany/


Apa kamu percaya Tuhan itu satu? Apa mungkin kita hidup dengan bumi yang satu namun memiliki pencipta yang berbeda? Beberapa teman saya yang menikah beda agama, toh bisa punya anak. Kamu tau kan bahwa mahluk yang berbeda secara genetik, sudah bisa dipastikan tidak bisa memiliki keturunan? Jika demikian, artinya manusia apapun agamanya, tercipta oleh Tuhan yang satu.

Kamu pernah dengar pernyataan seperti ini ditujukan buat pasangan-pasangan beda iman:

“Tuhannya aja dia khianatin, apalagi kamu yang cuma manusia?”

Saya beri tahu kamu sebuah pengkhianatan terbesar manusia akan Tuhan. Kamu pasti tau bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dan akan selalu bersama kita. Tapi berapa kali kita mengkhianati Tuhan dengan bertanya “apa mungkin besok saya bisa meraih mimpi saya XXX?”. Manusia sering mengkhianati Tuhan dengan mengikuti nalurinya. Kita sering melakukan pengkhianatan, tapi kita bisa menerima itu. Bahkan kamu ragu besok Tuhan akan memberikan rejeki pun sebuah pengkhianatan terhadap janji Tuhan bahwa Ia akan selalu memberikan yang kamu butuhkan, bukan begitu?

Cinta dan restu adalah dua hal yang berbeda. Jika kamu merasa memang dialah yang akan ada buat kamu di saat susah dan senang, maka mengapa tidak berjuang? Jika hidup memang mempertemukanmu dengan orang yang bagimu terbaik, maka mengapa kamu harus meragukan kebahagiaan itu hanya karena dasar perbedaan? Saya tidak mendukung orang pindah agama untuk pernikahan, saya lebih mendukung pernikahan beda agama. Karena sejujurnya saya bahkan percaya bahwa keyakinan terhadap agama adalah hal yang sangat berbeda dengan keyakinan terhadap Tuhan itu sendiri.  Mengapa tidak berjuang untuk cinta, kemudian restu?

Saya punya teman yang pernikahannya by design, bukan by accident. Kehamilan perempuannya diluar pernikahan memang disengaja, kalau sudah bunting masa sih masih aja keras kepala dengan tidak memberikan restu? Etapi kalo mau nikah by design jangan lupa pikirin kesejahteraan, jangan sampe cinta bikin angka kemiskinan meningkat karena anak-anak muda ngga mikir gimana ngasih makan anak-istri nya sih.

Tentang Cinta dan Perpisahan
Aku kadang bertanya tentang mengapa dua orang yang saling mencintai akhirnya memilih untuk mengakhiri apa yang mereka pernah mulai. Apa mungkin mereka sebenarnya berharap terlalu banyak sehingga akhirnya ketika harapan itu tidak terpenuhi, hati mereka hanya diisi dengan kekecewaan.

“Anyone who falls in love is searching for the missing pieces of themselves. So anyone who's in love gets sad when they think of their lover. It's like stepping back inside a room you have fond memories of, one you haven't seen in a long time.”
― Haruki Murakami

Banyak orang setelah berpisah justru terburu-buru mencari pengganti. Akhirnya mereka hanya mendapat orang yang mengisi kekosongan, padahal mungkin bila kita berdiri sejenak mencari yang terbaik, Tuhan akan berikan kita bonus yang sangat berharga. Kadang kita harus menikmati kesendirian sambil belajar untuk jadi orang yang lebih baik. Saya tidak percaya dengan kita harus memantaskan diri agar bisa setara dengan jodoh kita. Itu sebuah pengkhianatan lagi terhadap Tuhan, bukankah jodoh kita sudah dituliskan dalam suratan takdir bahkan sejak kita lahir? Kita tidak pernah mencari jodoh, sudah Tuhan tuliskan. Kita mungkin hanya perlu berjalan untuk menggenapi suratan takdir dari Tuhan.

Jangan terlalu mudah melepas orang yang kamu cinta. Jangan suka menunda jika kamu bisa menyelesaikan masalah dengan cepat. Jangan terlalu banyak memberikan excuse pada hati. Jangan terlalu lama larut dalam penderitaan, hati itu bukan samsak yang sengaja dipukul buat melatih otot hati. Jangan lupa kalau toh hidup ngga melulu tentang cinta. Jangan lupa, untuk menjadi lebih baik di 2016.

Komentar