1. Menikahlah dengan rasional
Pernikahan #WikanDhyta saya rasa merupakan pernikahan paling rasional yang
pernah saya hadiri, mereka menikah dengan budget yang saya yakini sangat
affordable. Setidaknya untuk mereka yang setelah ini akan melanjutkan hidup ke
luar negeri dan tentu perlu menabung uang untuk kehidupan selanjutnya. Mereka
melakukan langkah yang sangat baik
2. Pernikahan
bukanlah event untuk sekedar memberi makan orang banyak
Mempelai bukan Yesus yang bisa memberi makan 5.000 orang,
pernikahan dengan konsep POTLUCK pun bisa jadi sangat menarik. Ironis sekali
melihat orang-orang yang datang ke pernikahan hanya untuk mengomentari makanan,
jika ingin membeli makanan enak hadirin tentu tau dimana tempat membeli makanan
favorit mereka. #WikanDhyta membuktikan pada saya bahwa orang akan tetap datang
bahkan disaat mempelai tidak menyediakan makanan.
3. Kemerdekaan
adalah hak mempelai
Kita sering terjebak pada paradigma ‘menikah itu murah, yang
mahal pride’. Saya yakin pemikiran itu memenjarakan mereka pada suatu keadaan
dimana akhirnya mereka hidup dengan keterbatasan. Kemerdekaan untuk memilih
konsep, ide, venue, dekorasi haruslah dimiliki oleh mempelai, karena kemerdekaan
membuat kita bisa hidup segaris lurus dengan ketersediaan dana yang ada di
rekening kita.
4. Ada banyak cara
membuat orang terpukau, selain dengan pesta yang glamour dan well prepared
Saya mengenal @afutami, seorang perfeksionis. #WikanDhyta
Wedding pasti jauh dari kata ‘sempurna’ di standard yang biasa Afu gunakan saat
kami berkuliah di Universitas Indonesia. Afu dengan luar biasa bisa menerima
berbagai hal diluar perencanaan yang terjadi, misalnya hujan dan becek.
Sepanjang pernikahan, pun hampir semua orang memuji Afu, bukan Wikan. Tapi
Wikan menunjukkan bahwa dia baik-baik saja disaat semua orang memuji
pasangannya. Lebih dari itu, Ia membuat orang terpukau dengan terus melayani
para hadirin, mulai dari menawarkan makanan POTLUCK, hingga mengangkat berbagai
hal yang ada di pernikahan tersebut.
5. Pernikahan
adalah tentang mempelai, bukan tentang hadirin!
Banyak teman terjebak pada ketakutan mereka tidak bisa
memenuhi ekspektasi pengunjung. Tapi Resepsi pernikahan #WikanDhyta membuat
saya menyadari bahwa pernikahan sepenuhnya adalah tentang mempelai. Kedekatan
dan makna penting sang mempelai toh akan membuat para hadirin datang. Meskipun
harus menempuh jarak sejauh Menteng – Gunung Pancar, dan melewati medan becek
dan berlumpur.
6. Kualitas
resepsi lebih penting daripada kuantitas
Jika Anda mengira banyaknya hadirin/undangan akan
membuat pernikahan terlihat keren, #WikanDhyta Wedding membuat saya kian yakin
bahwa kualitas jauh lebih penting. Pernikahan yang hanya dihadiri puluhan orang
itu justru terkesan lebih intim dimana interaksi antara mempelai dan TIAP
undangan menjadi begitu terasa. Apa gunanya mengundang orang yang tidak pernah
memberi makna bagi hidup, apalagi orang yang tidak kita kenal dan hanya sekedar
relasi keluarga?
Komentar
Posting Komentar