6 Hal yang saya pelajari dari #WikanDhyta Wedding #HalaldiHutan



1. Menikahlah dengan rasional

Pernikahan #WikanDhyta saya rasa merupakan pernikahan paling rasional yang pernah saya hadiri, mereka menikah dengan budget yang saya yakini sangat affordable. Setidaknya untuk mereka yang setelah ini akan melanjutkan hidup ke luar negeri dan tentu perlu menabung uang untuk kehidupan selanjutnya. Mereka melakukan langkah yang sangat baik


2. Pernikahan bukanlah event untuk sekedar memberi makan orang banyak

Mempelai bukan Yesus yang bisa memberi makan 5.000 orang, pernikahan dengan konsep POTLUCK pun bisa jadi sangat menarik. Ironis sekali melihat orang-orang yang datang ke pernikahan hanya untuk mengomentari makanan, jika ingin membeli makanan enak hadirin tentu tau dimana tempat membeli makanan favorit mereka. #WikanDhyta membuktikan pada saya bahwa orang akan tetap datang bahkan disaat mempelai tidak menyediakan makanan.

3. Kemerdekaan adalah hak mempelai

Kita sering terjebak pada paradigma ‘menikah itu murah, yang mahal pride’. Saya yakin pemikiran itu memenjarakan mereka pada suatu keadaan dimana akhirnya mereka hidup dengan keterbatasan. Kemerdekaan untuk memilih konsep, ide, venue, dekorasi haruslah dimiliki oleh mempelai, karena kemerdekaan membuat kita bisa hidup segaris lurus dengan ketersediaan dana yang ada di rekening kita.



4. Ada banyak cara membuat orang terpukau, selain dengan pesta yang glamour dan well prepared

Saya mengenal @afutami, seorang perfeksionis. #WikanDhyta Wedding pasti jauh dari kata ‘sempurna’ di standard yang biasa Afu gunakan saat kami berkuliah di Universitas Indonesia. Afu dengan luar biasa bisa menerima berbagai hal diluar perencanaan yang terjadi, misalnya hujan dan becek. Sepanjang pernikahan, pun hampir semua orang memuji Afu, bukan Wikan. Tapi Wikan menunjukkan bahwa dia baik-baik saja disaat semua orang memuji pasangannya. Lebih dari itu, Ia membuat orang terpukau dengan terus melayani para hadirin, mulai dari menawarkan makanan POTLUCK, hingga mengangkat berbagai hal yang ada di pernikahan tersebut.

5. Pernikahan adalah tentang mempelai, bukan tentang hadirin!

Banyak teman terjebak pada ketakutan mereka tidak bisa memenuhi ekspektasi pengunjung. Tapi Resepsi pernikahan #WikanDhyta membuat saya menyadari bahwa pernikahan sepenuhnya adalah tentang mempelai. Kedekatan dan makna penting sang mempelai toh akan membuat para hadirin datang. Meskipun harus menempuh jarak sejauh Menteng – Gunung Pancar, dan melewati medan becek dan berlumpur.

6. Kualitas resepsi lebih penting daripada kuantitas

Jika Anda mengira banyaknya hadirin/undangan akan membuat pernikahan terlihat keren, #WikanDhyta Wedding membuat saya kian yakin bahwa kualitas jauh lebih penting. Pernikahan yang hanya dihadiri puluhan orang itu justru terkesan lebih intim dimana interaksi antara mempelai dan TIAP undangan menjadi begitu terasa. Apa gunanya mengundang orang yang tidak pernah memberi makna bagi hidup, apalagi orang yang tidak kita kenal dan hanya sekedar relasi keluarga?

Komentar